Belakang ini pemberitaan mengenai perundungan atau yang sering disebut dengan bullying cukup marak tersebar di media sosial. Hal ini pastinya cukup membuat kita para orang tua menjadi lebih waspada. Bullying yang sering terjadi pada anak ternyata tidak hanya berupa penindasan secara fisik dan lisan saja loh moms. Ada beberapa jenis bullying yang harus Moms ketahui.
Sekolah dan lingkungan sudah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi si kecil untuk bermain serta belajar. Namun pada kenyataannya, kasus bullying kerap terjadi di sekolah dan lingkungan yang kita anggap aman untuk si kecil.
Apa Itu Bullying?
Bullying merupakan perilaku agresif yang sering terjadi pada anak di usia sekolah. Dalam insiden bullying itu sendiri, seseorang menggunakan kekuasaannya untuk mengendalikan orang lain yang lebih lemah. Pelaku bullying tersebut biasanya disebut dengan penindas. Penindas biasanya akan melakukan intimidasi, penghinaan, pengucilan, ancaman, dan hal buruk lainnya kepada korban bullying itu sendiri.
Bullying hampir selalu terjadi karena adanya ketidakseimbangan. Baik ketidakseimbangan kekuasaan, fisik, dan juga banyak hal lainnya yang menjadi pemicu. Namun, agar dapat dikatakan bullying, perilaku tersebut tak hanya harus bersifat agresif, tetapi juga meliputi dalam dua hal yaitu:
1. Ketidakseimbangan Kekuatan
Penindasan seperti ini bisanya kerap terjadi sesekali dengan alasan yang berubah-ubah pula. Namun biasanya kasus ini akan melibatkan korban yang sama. Dalam kasus bullying ini, penindas akan melakukan itimidasi menggunakan kekuatannya, baik berupa fisik, kekuasaan, popularitas, dan lain sebagainya, untuk mengontrol dan juga menindas orang lain.
2. Pengulangan
Penindasan ini biasanya akan terjadi lebih dari satu kali atau berpotensi terjadi berulang kali. Dalam bullying ini ada berbagai tindakan yang dilakukan seperti memberi ancaman, menyebarkan rumor, menyerang seseorang secara fisik dan lisan, serta mengucilkan seseorang dari suatu kelompok atau langsung lingkungannya secara sengaja.
Mengenal Jenis-Jenis Bullying
Dilihat dari beberapa kasus yang ada, maka ada beberapa jenis bullying yang kerap terjadi pada anak. Hal ini pastinya harus Moms ketahui supaya Moms bisa melakukan tindakan yang tepat apabila hal ini terjadi pada anak. Berikut ini merupakan jenis-jenis bullying yaitu:
1. Penindasan Secara Verbal
Penindasan secara verbal merupakan penindasan melalui kata-kata penghinaan yang kejam dan menyakiti hati. Penindasan secara verbal ini biasanya melibatkan julukan yang mengolok-olok, ancaman serta komentar yang tidak sopan yang dilakukan secara terus menurus terkait atribut seseorang, seperti penampilan, kepercayaan, disabilitas, dan lain sebagainya.
Tanda anak yang mengalami penindasan secara verbal biasanya menjadi lebih murung dari biasanya, pendiam, menarik diri, tidak percaya diri, bahkan bisa juga menjadi tidak nafsu makan. Anak yang mengalami penindasan ini biasanya akan memvalidasi penindasan secara verbal yang dialaminya kepada Moms atau keluarga terdekat secara tidak sadar. Maka dari itu, moms harus lebih peka terhadap perubahan anak.
2. Penindasan Secara Fisik
Penindasan secara fisik biasanya dilakukan dengan cara memukul, mendorong, menendang, menyandung, menghalangi, dan menyentuh berulang kali dengan cara yang tidak pantas dan dapat membahayakan.
Contoh anak yang menjadi korban penindasan secara fisik misalnya, celana atau rok Anka tersebut ditarik oleh seorang dengan sengaja. Bisa juga dengan anak yang dilempar dengan makanan. Selain itu anak yang dihalangi aktivitasnya juga merupakan dari perilaku penindasan secara fisik.
Tanda dari anak yang menjadi korban dari penindasan secara fisik lebih mudah diidentifikasi, karena biasanya terdapat tanda-tanda seperti bekas luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan oleh si kecil. Tanda lainnya juga bisa berupa keluhan sakit kepala atau saki perut. Selain itu rusak atau hilangnya barang milik anak juga bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami penindasan secara fisik.
3. Penindasan Secara Relasional
Penindasan relasional disebut juga dengan penindasan emosional. Penindasan ini dilakukan dengan cara menyabotase status social seseorang dengan sengaja. Contoh dari penindasan secara relasional ini dilakukan dengan memanipulasi situasi, penyebaran rumor, berbagi informasi rahasia, dan menghalangi seseorang untuk bergabung dengan suatu kelompok.
Tanda anak mengalami penindasan secara relasional dapat dilihat dari perubahan suasana hati, menjadi penyendiri dan menarik diri dari kelompok.
Mengatasi Bullying di Lingkungan Sekolah
Mengatasi bullying di lingkungan sekolah memerlukan pendekatan serius yang melibatkan seluruh pihak yang terkait. Berikut ini beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi bullying di lingkungan sekolah:
1. Pendidikan anti-bullying
Adanya program pendidikan anti-bullying harus dirancang secara cermat untuk memastikan bahwa semua siswa memahami dampak negatif dari tindakan bullying tersebut. Pendidikan anti-bullying dapat mencakup pelajaran tentang empati, menghargai adanya perbedaan, serta konsekuensi jangka panjang dari tindakan bullying.
2. Kebijakan anti-bullying harus transparan dan jelas
Kebijakan anti-bullying harus tertulis dengan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti oleh seluruh pihak terkait. Dokumen harus mencakup definisi bullying, tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran, dan juga prosedur penanganan kasus.
3. Meningkatkan pengawasan di sekolah
Meningkatkan pengawasan sekolah dengan cara menyusun jadwal pengawas tambahan di area-area yang sering menjadi aksi bullying. Pemasangan kamera CCTV di beberapa titik lokasi strategis yang dapat membantu mendeteksi dan merekam aktivitas yang terjadi.
4. Sistem pengaduan yang mudah dilakukan
Sistem pelaporan harus sesederhana mungkin, mudah diakses, sert dapat dipahami oleh semua siswa. Membuat pembelajaran terhadap siswa tentang cara membuat laporan dan menjamin kerahasiaan pelapor juga amat penting.
5. Peran guru dan staf sekolah
Guru serta staff sekolah perlu diberikan pelatihan untuk mengenali tanda-tanda bullying dan menanggapinya dengan sigap
6. Partisipasi orang tua
Walaupun kerap terjadi di lingkungan sekolah namun peran orang tua juga sangat penting. Orang tua perlu mendapatkan informasi tentang cara mendukung anak-anak mereka serta menciptakan komunikasi yang terbuka di rumah.
7. Melakukan monitoring berkelanjutan
Proses monitoring dan evaluasi perlu melibatkan pemantauan secara rutin terhadap penerapan kebijakan serta program anti-bullying ini.
Yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi bullying di sekolah
Peran orang tua dalam tindakan bullying sangatlah penting. Berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh orang tua untuk membantu mengatasi bullying di sekolah.
1. Menciptakan komunikasi yang terbuka dengan anak
Sebagai orang tua sangat perlu untuk menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak. Dorong anak untuk menceritakan tentang pengalaman sekolahnya, teman-temannya, dan segala hal yang mungkin memengaruhi kehidupan sosialnya. Maka dengan cara ini lah, Moms mengetahui saat anak menunjukkan sikap yang berbeda dari biasanya.
2. Memantau perubahan perilaku anak
Jika moms merasa anak mulai menunjukkan tanda-tanda seperti menarik diri, penurunan semangat belajar serta perubahan mood, itu bisa menjadi indikasi adanya masalah.
3. Ajarkan anak mengatasi konflik
Ajarkan anak dalam berkomunikasi yang baik dan penyelesaian konflik yang sehat, termasuk terbuka dalam segala pendapat yang diungkapkan oleh anak.
4. Ajarkan anak melindungi diri sendiri
Ajarkan anak strategi untuk melindungi diri sendiri jika mereka mengalami bullying. Misalnya mengajarkan anak melaporkan kepada guru dan juga orang tua.
5. Bekerja sama dengan sekolah
Orang tua perlu menjalin hubungan baik dengan guru dan pihak sekolah. Libatkan diri moms dalam pertemuan orang tua dengan guru dan ajukan pertanyaan tentang langkah-langkah sekolah dalam mencegah dan menangani bullying.
Demikian lah artikel tentang jenis Bullying yang sering terjadi di Sekolah serta cara Orang Tua dalam mengatasinya. Semoga artikel ini dapat membantu moms. See you and thank you.
Komentar
Posting Komentar